Selasa, 20 Maret 2012

Kebablasan

Entahlah. Saya bingung dengan apa yang terjadi pada diri saya belakangan ini. Kurang konsentrasi, mungkin?
Bayangkan saja, hari Jumat (16 Maret 2012) saya mau ke sebuah tempat edit video di deket sebuah universitas swasta di daerah Kelapa Dua. Saya naik angkot 112 jurusan Depok-Kp Rambutan, dari kampus saya sekitar abis maghrib. Nah, berhubung saya tidak tahu letak persisnya kampus yang jadi patokan itu, saya bertanya pada teman saya. Tapi, sayangnya jawaban darinya tidak membuat saya cukup mengerti. Alhasil, saya kebablasan. Kesalahan fatal saya, saya nggak tanya sama orang lain. Saya nggak tanya supir angkotnya, saya nggak tanya penumpang lain juga. Barulah, setelah angkot yang saya tumpangi sudah memasuki Jalan Raya Bogor, saya baru menyadari, kok kayaknya jauh banget ya? dan saya bertanya pada seorang ibu di sebelah saya.
"Oh, itu mah udah kelewatan neng. Jauuuh.. Neng turun aja di sini, trus naik angkot kayak ini lagi dari seberang."
Finally, ongkos yang mungkin seharusnya hanya 2000 atau 3000 jadi 6000 karena harus naik 2 angkot bolak-balik. -___-"
Besoknya, saya lagi-lagi "kebablasan". Ketika mau ke rumah salah satu senior saya di daerah Jagakarsa, daerah yang asing banget buat saya, saya naik berbagai angkot sebelum mendapatkan angkot yang benar. Saya dari Pasar Minggu naik angkot ke jurusan Depok, turun di stasiun Tanjung Barat, naik Kopaja 616 turun di ujungnya, jalan sampai ujung jalan M. Kahfi dan naik angkot 20. Padahal, angkot 20 itu bisa saya naiki dari Pasar Minggu (gubrak!!) tapi karena saya nggak ngerti rute angkot dan malas bertanya (bukan malu), jadilah saya berkeliling kota dulu hahaha.
Tapi, kisah "kebablasan" itu belum dimulai. Saat saya naik angkot 20, saya berpesan pada si supir angkot agar berhenti di Jalan yang menuju rumah senior saya. Si supir mengiyakan, dan saya percaya padanya. Sampai akhirnya saya sms teman saya dan melaporkan posisi saya saat itu (setelah lama di angkot tersebut) bahwa saya berada di depan sebuah panti asuhan besar. Teman saya membalas, "turun". Singkat, dan membuat saya bingung. Si supir angkot masih tampak tenang-tenang saja, seolah tujuan saya masih jauh. Saya kemudian menelepon teman saya, dan dia bilang seharusnya saya turun di depan panti tadi. Saya pun bertanya pada si supir.
"Oh iya, Mbak. Saya lupa!"
Walhasil, saya berjalan kaki dari tempat si supir menurunkan saya dengan seenaknya :'( menuju rumah senior saya, karena uang saya habis, Saudara-saudara!! Miris.. Untung saya secara kebetulan meng-sms teman saya tidak jauh setelah melewati panti, kalau tidak, mungkin saya sampai di Pasar Minggu lagi! Meskipun saya harus jalan kaki lumayan (bacanya dengan nada tertentu hehe) jauh, sih.
Eeeh, hari Seninnya (19 Maret 2012), saya "kebablasan" LAGI! Kali ini bodohnya saya kebablasan di kampus sendiri. Saya naik bis kampus dari depan fakultas saya. Bermaksud untuk kembali ke kosan, saya baru sadar bahwa saya sudah sampai di tujuan ketika bis sudah melalui tulisan "Gymnasium" yang artinya sudah terlewaat... hiks hiks hiks :'(
Untung bis kampus gratis, jadi saya turun di halte lain dan naik bis kampus lagi ke halte tujuan saya.

Apa yang salah denganku??

2 komentar:

  1. mungkin lagi banyak pikiran mel.
    gue juga belakangan ini jadi kurang konsentrasi, gampang lupa, malah bisa panik gitu (seperti yang udah lo saksikan).
    luangin sedikit waktu buat nenangin pikiran aja, baik sendirian atau bareng temen-temen. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih gum, thanks sarannya. makanya setiap kali ada waktu, gue pulang ke rumah.. soalnya dg ketemu keluarga, gue bisa bener2 nge-refresh pikiran dan perasaaan gue.. hmm, bukan berarti 'keluarga baru' gue ga bisa sih, mungkin belum aja, hehehe.

      Hapus