Jumat, 09 November 2012

Mungkin?

Lagi-lagi hanya ingin bercerita tentang pelangi. Bukan karena ia terlalu dan paling istimewa, melainkan lebih kepada tak ada bahan lain, mungkin?

Pagi itu jalanan masih basah, tapi langit mulai cerah. Dengan langkah-langkah yang kecil tapi cepat aku berusaha menyusul seorang kawan, namun ternyata ia tak berhenti di tempat yang aku kira. Di sanalah aku melihatnya, pelangi.

Tak ada lagi yang terasa berbeda saat melihatnya. Namun entah mengapa, aku melihat, atau mungkin saja berharap melihat, ada yang lain di mata yang sama terkejutnya denganku itu. Seolah ada pertanyaan di balik sana, yang mungkin selamanya tak terucapkan.

Aku jadi merasa bersalah. Akankah tanya itu adalah sebab terciptanya jarak antara kami yang kubuat tanpa sengaja tempo dulu? Padahal, aku sudah siapkan jawaban, bahwa jarak itu tidak kumaksudkan, dan jika dia tak menginginkannya maka bisa saja terhapuskan. Aku dan dia mungkin bisa seperti aku dengan yang lain, atau dia dengan yang lain. Tidak menjadi terlalu asing seperti saat ini.

Atau mungkin saja, ia memang tak pernah terpikir pertanyaan itu. Bahkan tak menyadari apa yang terjadi. Khas dia, bukan?

Ah, sudahlah. Enggan memikirkan apa yang mungkin. Nyatanya, aku tersenyum melihatnya tidak se-mementingkan diri sendiri seperti dulu. Yah, walaupun tak sepenuhnya tanggap apa yang seharusnya dia lakukan.

Ya, aku akan selalu memakluminya. Mungkin ia belum paham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar