Rabu, 09 Januari 2013

Latah

Kalau dipikir-pikir, saya itu ternyata orangnya latah. Bukan latah yang "Eh, copot!" atau lebih parahnya (kayak tetangga saya) "Emak lu kodok!", pun gak sealim orang yang sebentar-sebentar bilang "Astaghfirullah", melainkan latah saya itu adalah "laper mata".

Melihat kata "laper mata", jangan pula bayangkan saya adalah gadis yang doyan shopping dengan mata berbinar-binar saat melihat deretan tas, sepatu, baju, celana, dan sebagainya itu. Baik di mall maupun pasar tradisional, radar saya tidak bekerja untuk barang-barang semacam itu. Kalau makanan, itu lain lagi :p

Lebih tepatnya, yang saya maksud dalam tulisan ini adalah "laper mata" yang beda lagi, karena kalau makanan sih, selain laper mata, juga laper lidah dan laper perut, hehehe.

Saya itu sering banget pengen ini, pengen itu, persis kayak lagunya Doraemon, "Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ini, ingin itu, banyak sekali..." Sayangnya, tidak semuanya dapat dikabulkan karena memang saya tak punya kantong ajaib :D

Melihat seseorang melakukan sesuatu, saya ingin menirunya. Melihat orang yang lain berbuat hal yang berbeda lagi, saya pun ingin mengikutinya. Berjiwa follower banget, ya? Hahaha. Itu dia yang membuat saya sempat nge-update status di akun facebook saya yang bunyinya "memang ada banyak jalan menuju roma, tapi karena banyaknya itu sampai bingung milih yang mana -.-"

Saya melihat begitu banyak orang baik dengan kebaikannya masing-masing. Mereka, walaupun dengan cara yang berbeda, memiliki kesamaan: nilai kebaikan dalam kegiatannya masing-masing. Betapa... membuat iri, bukan? Setidaknya, saya dibuat iri karenanya.

Karena kelatahan saya itu, saya menjadi kurang fokus. Banyak kegiatan yang saya lakukan dengan setengah-setengah, sehingga hasilnya pun gak optimal. Akhirnya, saya dibuat bingung oleh diri saya sendiri. Gak seperti kalimat dalam iklan salah satu minuman bersoda: Kutahu yang kumau, saya masih sering bingung dengan apa yang saya mau. Oh, atau sebenarnya saya tahu, tapi tidak tahu caranya. Banyak jalan menuju Roma, bukan?

Pada akhirnya, saya pikir saya memang harus memilih. Di antara pilihan-pilihan yang baik, memilih yang mana pun tetap baik, bukan?

Tapi, rela kah saya meninggalkan jalan yang tidak saya pilih?

4 komentar:

  1. Sama ly... hehehe
    tapi klo aku sekarang udah 'insap' dan mau fokus aja di FUSI n FLP :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. :) great, Desty-chan! semoga sukses di FUSI n FLP-nya yaa :D

      Hapus
  2. aku jadi inget ada kutipan yang ngena banget dari Uda Iman. ihik.
    "I am just lucky to know what I want earlier than most of people at my age, thus I can start earlier than others. I can go one step ahead than others." -Iman Usman-

    emang penting banget ya mengetahui apa yang kita mau. kalau ngga, ya,.......

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau ngga, ya... jadinya latah gini, hahaha

      meski aku belum tahu jalan mana yang aku ambil, alhamdulillah aku tetep tahu kok apa tujuanku :) ibarat kata, dari rumah ke kampus, ada yang suka naik kereta, naik bus, bawa motor, minta dianterin, naik taksi, dll, aku hanya masih menimbang-nimbang mana yang lebih irit, lebih cepat, lebih efisien, dsb hehehe.

      Hapus