Senin, 17 September 2012

[Flash Fiction] In The End ...

Percuma.
Satu kata itu saja yang terngiang-ngiang di telinganya, serupa kaset yang diputar ulang terus menerus.
Bukankah sudah kubilang sebelumnya?
Ia tahu, kalimat itu akan terarah padanya.

Ia menatap cermin. Benar saja, sosok di hadapannya kini sedang menertawainya. Keterlaluan! Ia tidak tahu apa-apa tentang apa yang kurasakan.
Praangg!!
Sosok mengerikan yang tadi menertawainya kini hancur. Potongan-potongan kecilnya mempertontonkan air mata yang tiba-tiba saja menderas.

Senggukan dan seringaian itu lah yang pada akhirnya mengiringi aliran darah dan air mata yang bersumber dari sebuah lubang penyesalan yang sia-sia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar