Senin, 20 Februari 2012

review pertemuan pertama (setelah Studium Generale) FLP Jakarta

Optimis dan Realistis dalam Bisnis Menulis

Bertempat di Gedung HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, FLP Jakarta mengadakan pelatihan perdana bagi para pramuda angkatan 16. Dengan pembicara Arul Khan yang biasa disapa Kang Arul, pelatihan yang dimulai sekitar pukul 10 pagi waktu setempat itu dimoderatori oleh Pak Arya yang mengawali acara dengan pembukaan serta pembacaan ayat Al Quran.
Dalam pertemuan sekitar 3 jam itu, Kang Arul membawa suasana kelas menjadi sangat menarik dengan adanya selipan-selipan humor di dalamnya. Namun, hal itu tidak lantas mengurangi bobot materi tentang Menulis: Hobi atau Profesi yang diusung siang itu. Tanpa segan Kang Arul membagi banyak ilmu dan informasi penting yang mungkin tidak dapat ditemukan dalam pelatihan menulis manapun. Berbagai pertanyaan yang dilontarkan para pramuda dijawab dengan memuaskan oleh bapak yang sedang menanti kelahiran anak ketiganya ini.
Berbeda dengan menjadikan menulis sebagai hobi dimana tidak ada tekanan dan hanya bersifat kesenangan semata, Kang Arul berulang kali menekankan bahwa jika menjadikan menulis sebagai profesi, maka perlakukanlah kegiatan menulis dan hasil tulisan tersebut dengan profesional. Dengan rumus 8C –Culture, Creativity, Concept, Consistency, Competency, Client Networking, Credibility, dan Client Focus–nya, Kang Arul menunjukkan bagaimana penulis profesional itu. Layaknya berbisnis, diperlukan strategi agar tulisan yang kita jadikan investasi tersebut menghasilkan oyalty balik yang sesuai. Oleh karena itu, Kang Arul juga seringkali menyatakan bahwa saat ini penulis tidak bisa sendiri. Sebagai penulis, kita perlu membangun networking dengan banyak orang, baik dengan editor dan orang-orang dalam penerbit, sumber-sumber informasi tentang tulisan yang kita tulis, maupun orang-orang yang kita targetkan menjadi pangsa pasar tulisan kita.
Memanfaatkan momen book fair sebagai ajang pedekate dengan para penerbit dan orang-orang di dalamnya merupakan salah satu tips dari Kang Arul yang biasanya luput dari kami, para pramuda calon penulis profesional. Dari acara tersebut kita tidak hanya bisa tahu apa saja penerbit yang ada di negeri ini, tetapi juga bagaimana kualitas serta gaya penerbit-penerbit itu dengan melihat brosur-brosur yang bisa didapatkan secara gratis. Bahkan, dalam acara tersebut, terutama pada hari pertama, kita bisa  bertemu dengan para editornya dan berkenalan dengan mereka. Hal tersebut tentu merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.
Selain menjalin komunikasi dengan orang-orang yang akan menerbitkan tulisan kita, kita juga bisa melebarkan ruang lingkup tulisan kita dengan menulis berbagai hal dari berbagai sumber. Ilmu dari rekan-rekan, buku-buku yang sudah ada, maupun sumber-sumber lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan riset untuk membuat tulisan. Dengan begitu tulisan kita tidak terbatas pada bidang yang kita tekuni saja.
Hubungan yang tidak kalah pentingnya adalah dengan pangsa pasar. Dengan pergaulan yang luas, akan semakin mudah bagi kita memasarkan karya kita. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap besarnya oyalty yang kita peroleh.
Selain membeberkan pentingnya networking, Kang Arul juga membocorkan pentingnya timing yang tepat. Dengan kejelian memperhatikan waktu pembuatan naskah, peluang ditolaknya tulisan kita karena tidak sempat terbaca oleh editor bisa diminimalisasi. Untuk semakin memudahkan editor dalam membaca karya kita, Kang Arul juga memberi saran berharga untuk membuat matriks.
Dengan ratusan bukunya yang telah diterbitkan, Kang Arul benar-benar mengajak para pramuda angkatan 16 FLP Jakarta untuk lebih semangat dalam dunia kepenulisan meskipun beliau sendiri mengatakan bahwa menulis adalah jalan yang “sesat”. Ya, “sesat” bila kita tidak tahu bagaimana “rute” jalan itu. J

Amelya Dwi Astuti,
Pramuda Angkatan 16 FLP Jakarta

2 komentar: