Selasa, 10 Juni 2014

Displacement

Sebelum kamu bosan membaca kata maaf yang mungkin beberapa minggu ke depan hingga sekitar 1-1,5 bulan setelahnya akan banyak berhamburan, aku ingin menuliskan kata itu di tulisan ini.
Pertama, aku minta maaf jika terdapat kekeliruan dalam penggunaan istilah yang kupinjam dari salah satu bentuk defense mechanism-nya Pak Freud.
Kedua, aku ingin minta maaf pada dia, yang [mungkin] telah menjadi obyek displacement-ku. Aku sendiri tidak tahu apakah semua yang kulakukan padanya hanyalah bentuk pengalihan diriku dari hal lain yang tak ingin aku tampilkan, sesuatu yang mungkin memang tak pantas untuk ditunjukkan, seperti ke-tidak-tangguhan-ku menghadapi berbagai tugas, kejenuhanku dengan segala rutinitas, atau bahkan mungkin kekesalanku pada sahabatku sendiri. Aku tidak tahu itu, karena mekanisme ini berlangsung tanpa disadari, bukan?
Yang jelas, aku merasa bukan dia masalahku. Aku memang merasa agak kecewa mendapati keacuhannya, agak miris melihat kesetiaannya pada dia-nya dia, agak sedih juga karena tak bisa lagi berharap apa-apa. Lihat, hanya agak. Hatiku tidak sakit-sakit amat.
Jadi, jika dugaanku benar, dia hanya aku pergunakan sebagai pelampiasan atas berbagai gejolak yang tertahankan, hingga aku menjelma seseorang yang bahkan tak kukenali sendiri, jika menghadapinya.

Dear you,
For the childish things I've done, gomen ne.
Have a happy life ever after with her (or anyone)
:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar